Masyarakat Pulau Pandan memblokir akses masuk Sungai Tanjung Merindu, Minggu (6/7). Pasalnya, mereka menilai pembangunan pintu air PLTA di wilayah tersebut telah menimbulkan kerugian materil bagi mereka.

Menurut mereka, sejak pembangunan PLTA dampak negatif mulai terasa, ikan mulai berkurang, air sungai tidak lagi  deras padahal itu menjadi motor penggerak kincir pengarain sawah. Akibatnya, mata pencaharian petani dan nelayan terancam.

‎”Sejak pekerjaan PLTA KHM berlangsung beberapa tahun ini aliran sungai yang di samping mulai mengering, kami kesulitan mencari ikan. Air sungai tidak lagi deras untuk pemutaran kincir air sebagai alat pengairan sawah dan berkurangnya ikan disebabkan aktivitas alat berat PLTA,” ungkap warga.

‎Kerena hal itu, warga Pulau Pandan melakukan aksi blokir akses masuk di Sungai Tanjung Merindu. Warga meminta pihak PLTA bertanggungjawab atas ancaman hilangnya mata pencarian warga.

“Kami masih bertahan untuk tidak mengizinkan pihak PLTA untuk beroperasi di Sungai Tanjung Merindu sampai pihak PLTA memenuhi permintaan warga Desa Pulau Pandan dan Desa Karang Pandan,” ungkap warga.

Bahkan, mereka mengancam akan memblokir akses masuk wilayah tersebut nonstop 24 jam.

“Kami akan menginap di sini, di tenda-tenda yang didirikan di tepi sungai,” pungkas Warga. (red)

Tags:Blokir Akses MasukDesa Pulau PandanPLTA Kerinci